TIPS BERUMAH TANGGA
“Apabila Allah menghendaki kebaikan pada suatu keluarga. Dia memperdalamkan pengetahuan agama kepada mereka. Menjadikan anak – anak mereka menghormati orang tua mereka. Memberikan kemudahan pada kehidupan mereka. Kesederhanaan dalam nafkah mereka dan memperlihatkan aib mereka, sehingga mereka menyadarinya, lalu meneghentikan perbuatannya. Namun apabila menghendaki sebaliknya, dia meninggalkan dan menelantarkan mereka (HR. Daruquthni)”.
Sebagian kecil dari kisah kehidupan telah menunjukkan kepada kita betapa tidak mudah mengayuh bahtera rumah tangga itu. Tidak cukup diawali hanya dengan keinginan untuk menikah belaka. Karena, ternyata tidak sedikit pasangan yang telah memasuki dunia rumah tangga menemui kenyataan bahwa pergantian hari – harinya telah menjadi pergantian dari kesusahan yang satu ke kesusahan yang berikutnya.
Bagaimanapun pernak – pernik problematika rumah tangga bisa terjadi menimpa kita Terutama, kalau ada sesuatu yang tidak sempat kita persiapkan, baik sebelum memasuki gerbang pernikahan maupun setelah menjalani kehidupan berumah tangga.
Faktor – faktor apa saja yang perlu kita persiapkan itu? Antara lain :
1. Bekal Ilmu
Faktor yang pertama adalah bahwa sebuah rumah tangga akan menjadi kokoh, kuat, dan mantap kalau suami isteri sama – sama mencintai ilmu. Apabila suatu rumah tangga itu terasa berat maka, sebetulnya ilmu berumah tangga mereka tidak sebanding dengan masalah yang dihadapi. Bertambahnya hari peluang munculnya konflik akan semakin bertambah. Semua ini kenyataan hidup yang tidak bisa dipungkiri. Bila segala pernik kehidupan ini tidak di imbangi dengan pertambahan ilmu untuk memecahkannya. Bila rumah tangga tidak seimbang bagaikan perahu yang kelebihan muatan.
ciri – ciri keluarga yang tidak memiliki ilmu dalam berumah tangga adalah para penghuninya selalu mengandalkan emosi dalam setiap mengatasi masalah yang muncul. “dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah (QS. Shaad, (38): 26)
2. Gemar Beramal
Syarat kedua demi tercapainya rumah tangga yang ideal setelah mengusai ilmu adalah gemar beramal. Hidup ini bagaikan menabur benih, “tergantung apa yang kita tabur?” itulah yang kita dapatkan. Maka kita tidak bisa meminta orang lain untuk berbuat baik kepada kita.
Suami yang sibuk menyayangi dan membahagiakan isterinya lahir batin, niscaya akan mendapatkan balasan yang amat mengesankan dari sang isteri. Demikianpun kalau isteri ingin disayangi dan dibahagiakan suami, hendaknya senantiasa ikhlas Allah pun akan melembutkan hati suami untuk menyanginya dengan ikhlas pula. “dan masing – masing orang memperoleh derajat – derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan (QS. Al An’am (6): 132).
3. Ikhlas
Orang yang ikhlas adalah orang yang berbuat sesuatu tanpa berharap mendapatkan apapun kecuali hanya ingin disukai oleh Allah. Karena ALLAH tahu persis kebutuhan kita lebih tahu daripada kita sendiri karena-Nya Allah menjanjikan “Waman yyattaqillaha makhrajan”. Barang siapa yang bertaqwa niscaya akan diberi jalan keluar QS. AtTholaq (65) : 2
4. Muchasabah
Muchasabah adalah evaluasi diri, mengenali diri sendiri, sudah benar kah kita dalam menyayangi isteri apakah hak – hak isteri atau suami sudah terpenuhi? Dan selalu mengadakan evaluasi atas kesalahan – kesalahan yang telah kita perbuat, kita harus yakin bahwa kesalahan yang lalu tidak akan kita ulangi lagi.
Tidak usah heran, sehebat apapun kesulitan hidup yang menimpa, sungguh bagaikan air di relung samudera yang dalam. Tidak pernah terguncang meski ombak dan badai saling menerjang. Laksana karang yang tegak tegar, tak akan pernah bergeser saat dihantam gelombang sedahsyat apapun. Sekali – kali tidak akan terbersit rasa putus asa ataupun keluh kesah berkepanjangan.
Betapa luar biasa para penghuni rumah tangga yang memiliki hati yang bersih, nikmat datang tidak pernah lalai dari bersyukur. Andaipun musibah yang menerjang, ia akan mampu mengendalikan kayuh bahtera dengan tenang.
ini baru makalah ringan saya...
BalasHapus