DISIPLIN DI SEKOLAH
Oleh : Suryani, S.Si

A          Disiplin Guru
1.         Pengertian disilpin
Banyak sekali dari kita yang mengerti dan paham disiplin tapi ketika ditanya tentang arti disiplin mereka agak kebingungan. Disiplin diri adalah sikap patuh kepada waktu dan peraturan yang ada. Dari pengertian diatas kita  dapat menyimpulkan bahwa disiplin itu mengandung  dua makna yaitu patuh waktu dan juga peraturan atau tata tertib ataupun norma
Patuh pada waktu, tentunya kita sering mendengar kata disiplin waktu. Disiplin memiliki arti demikian ketika kita dihadapkan pada waktu dalam melakukan sesuatu artinya dalam melakukan sesuatu tersebut kita memiliki sebuah tanggungjawab kepada waktu. Contoh realnya seperti ini, sebagai pelajar kita tentu mengetahui  jam masuk sekolah kita sehingga kita sebisa mungkin untuk datang ke sekolah lebih awal agar tidak terlambat. Dari contoh tersebut kita dapat mengetahui kalau seorang  pelajar yang disiplin itu memiliki tanggung jawap pada waktu yang berupa jam masuk sekolah.
Patuh pada tata tertib atau peraturan, di sekolah sebagai pelajar tentunya kita telah mengetahui tata tertib sekolah. Di lingkungan masyarakat kita juga telah mengenal itu norma. Di dalam keluarga juga dapat di temui sebuah aturan meskipun biasa tak tertulis. Disiplin memiliki arti demikian ketika dihadapkan kepada peraturan peraturan atau tata tertib saat ingin melakukan sesuatu. Setiap peraturan  itu bersifat mengikat artinya siapapun yang berada pada lingkungan yang memiliki suatu peraturan  secara tidak langsung orang tersebut memiliki tanggung jawab pada peraturan tersebut. Ketika orang tersebut mematuhi  peraturan tersebut maka ia telah bersikap disiplin dan ketika berbuat sebaliknya dia telah berbuat tidak disiplin dan akan dikenai sanksi sesuai aturan yang berlaku.
Kedua makna ini harus dipenuhi oleh setiap orang jika ingin disebut telah memiliki sikap disiplin diri. Sikap disiplin diri ini merupakan sebuah sikap kebiasaan, artinya sesorang  yang telah terbiasa disiplin akan mudah untuk berlaku disiplin dimanapun dia berada tetapi ketika seseorang tersebut tidak terbiasa maka dia juga akan sulit untuk berlaku disiplin dimanapun itu.

2.         Ruang lingkup displin
            Sukses adalah hasil dari berbagai aspek seperti kerja keras, kepandaian, rencana dan pelaksanaan yang hati-hati, serta, sedikit keberuntungan. Di samping itu, sukses juga ditentukan oleh displin atau tidaknya seseorang meraih segala sesuatu dan ‘meletakkan sesuatu di tempat yang layak’.
Tanpa disiplin, seseorang tak akan mampu menyelesaikan segala apa yang telah direncanakannya. Dia tak akan mampu melakukan sebuah strategi secara berkesinambungan untuk meraih tujuan jika tidak punya disiplin. Disiplinlah yang membuat kita berada on track, tak peduli seberapa berat yang dihadapi. Orang yang disiplin tahu apa saja yang perlu dilakukan dan berfokus pada hal itu.
1. Dimulai pagi hari
Sebetulnya, disiplin tidak usah dibicarakan terlalu muluk. Secara sederhana, sejak pagi dimulai, kedisiplinan tanpa sadar sudah menyertai. Bangun pukul sekian, mandi, kemudian berangkat dari rumah, adalah contoh kecil tentang disiplin. Banyak orang sukses akan setuju bila faktor disiplin disertakan sebagai salah satu resep keberhasilan mereka. Bila kita bangun dengan kaki yang salah misalnya, sebagai akibatnya kita merasa tidak enak badan, bisa dipastikan bahwa hari itu kita akan lebih tidak produktif ketimbang hari-hari di mana segala sesuatunya berjalan lancar. 
Kiat penting untuk mengoptimalkan pagi hari adalah dengan membuat semacam rutinitas kecil. Bangunlah di waktu-waktu yang sama – misalnya pukul 5-6 pagi (bukannya bisa bangun jam lima, bisa juga jam sepuluh nanti), dan kerjakan hal hal kecil yang efisien, seperti menyiapkan pakaian, atau memanaskan mobil, dan sebagainya. Jangan lupa pula sarapan pagi untuk memberi energi.
2. Optimalkan waktu kerja
Disiplin tak terlepas dari optimalisasi waktu kerja. Kalau di waktu kerja kita cenderung bermalas-malasan, menunda pekerjaan, dan sebangsa, kapan kesuksesan itu bakal muncul? Singgah saja pun jangan-jangan tak sudi. Untuk itu, agar kedisiplinan kita berjalan teratur, buatlah daftar tugas setiap hari. Kita bisa membaginya dalam beberapa periode, tergantung dari rutinitas atau proyek yang sedang dikerjakan. Dengan menuliskan manajemen waktu, kita bisa membayangkan segala tujuan, dan kemudian mengukur efisiebsi kerja kita sendiri. Selain itu, kita juga bisa tahu sebanyak apa kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek tertentu. Dengan melihat hasilnya, kita juga bisa tahu apakah target yang kita tentukan itu gagal atau tidak. Kalau iya, apakah hal itu disebabkan rencana yang tidak layak, atau karena terinterupsi oleh orang lain, atau karena kita sendiri yang tidak disiplin mengerjakan tugas sesuai jadwal.




B.         Sistem Reward dan Funishment
Telah banyak diungkapkan para akhli tentang bagaimana cara meningkatkan dan atau mengembangkan sumber daya manusia termasuk guru sebagai sumber daya manusia yang memiliki peran penting dalam mengubah potret bangsa ini. Pendekatan yang dapat dilakukan oleh seorang pemimimpin seperti kepala sekolah dapat dikelompokan menjadi tiga jenis pendekatan saja, yaitu : persuasip, compulsari, dan coursion.
Dari ketiga jenis pendekatan tersebut yang paling banyak diterapkan oleh para kepala sekolah adalah pendekatan secara persuasif, diantaranya dalam penegakkan disiplin guru  diterapakan dengan teknik reward dan funisment.
Reward merupakan pemberian penghargaan kepada guru yang telah dapat melakukan atau menunjukkan prestasi kerja yang memuaskan terutama dalam melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar. Reward yang diberikan dapat berupa materi ataupun non materi seperti pujian atau dijadikannya sebagai contoh teladan bagi guru yang lain. Reward  berupa materi dapat berupa penambahan insentif, penambahan jumlah transport dan sebagainya.
Namun pada kondisi tertentu kepala sekolah perlu juga menerapkan pendekatan secara coursion atau pemaksaan yakni apabila dipandang guru itu telah keluar dari batas-batas kewajaran misalnya terlalu sering meninggalkan tugas, dan lain-lain. Penerapan pendekatan ini misalnya dengan memberikan sanksi atau teguran kepada guru itu yang berpedoman kepada Undang-Undang Disiplin Pegawai Nomor 30 Tahun 1980

C.         Kegiatan Proses Belajar Mengajar
1.         Pengertian Proses Belajar Mengajar
            Proses belajar mengajar merupakan bagian dari kegiatan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah. Kegiatan pendidikan itu pada dasarnya kegiatan mempengaruhi orng lain yang dilakukan oleh orang dewasa kepada orang yang belum dewasa, sehingga yang tadinya tidak tahu menjadi tahu dari tidak baik menjadi baik,  yang akan berguna bagi peserta didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kebutuhannya
2.         Kriteria/ Indikator Keberhasilan Proses Belajar Mengajar
            Beberapa faktor yang dapat dijadikan sebagai indikator  keberhasilan guru dalam kegiatan  proses belajar mengajar adalah tercermin dalam keluaran hasil belajar diantaranya  seperti telah diungkapkan di atas. Secara garis besar dapat diungkapkan bahwa salah satu indikator keberhasilan dalam kegiatan proses belajar mengajar itu adalah terjadinya perubahan pada diri peserta didik. Perubahan tersebut mencakup perubahan aspek  pengetahuannya (Cognetif), aspek sikap (afektif), dan aspek keterampilannya (psikomotorik).


$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãYtB#uä (#qãèÏÛr& ©!$# (#qãèÏÛr&ur tAqß§9$# Í<'ré&ur ͐öDF{$# óOä3ZÏB ( bÎ*sù ÷Läêôãt»uZs? Îû &äóÓx« çnrŠãsù n<Î) «!$# ÉAqß§9$#ur bÎ) ÷LäêYä. tbqãZÏB÷sè? «!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ̍ÅzFy$# 4 y7Ï9ºsŒ ׎öyz ß`|¡ômr&ur ¸xƒÍrù's? ÇÎÒÈ
59.  Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.


Komentar